Telusuri Nilai Moderasi Beragama, UHN I Gusti Bagus Sugriwa Teliti Lontar Puspakarma di Museum NTB

Mataram (Tumbuh Media) – Museum Negeri NTB menjadi temapat penelitian moderasi beragama melalui kajian lontar Puspakarma oleh dosen dari Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.

Penelitian ini mengangkat judul “nilai-nilai moderasi beragama dalam Lontar Puspakarma dan implementasinya pada kehidupan beragama masyarakat kontemporer”, dengan pendekatan filologis dan interpretasi kontekstual, yang menggali kontribusi lokal terhadap penguatan moderasi beragama di tengah tantangan keberagaman yang kompleks saat ini.

“Jadi topiknya, kita menggali nilai-nilai moderasi yang tentunya banyak terkandung di pernaskahan nusantara yang salah satunya juga kami temukan di daerah Lombok” kata Ketua Tim Peneliti UHN I Gusti Bagus Sugriwa, I Made Adi Brahmana, Rabu (9/7/25) di Mataram.

Dirinya mengatakan target dari penelitian ini, diharapkan dapat menemukan nilai-nilai moderasi yang selama ini lagi di gaungkan oleh pemerintah agar dapat menjadi kontribusi pengetahuan sebagai wujud nyata bagi keharmonisan kehidupan bermasyarakat.

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, menyambut baik para peneliti tersebut dan menyatakan bahwa museum sangat terbuka terhadap riset yang berbasis pada naskah-naskah kuno dan manuskrip yang bernilai tinggi, baik dari sisi sejarah maupun nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.

“Kami merasa senang menjadi bagian dari proses riset akademik ini. Museum NTB selalu membuka pintu bagi siapa pun yang ingin menggali pengetahuan dari kekayaan warisan budaya, termasuk naskah-naskah klasik seperti lontar,” ujar Nuralam.

Dirinya mengatakan bahwa Lontar Puspakarma merupakan salah satu manuskrip penting dalam khazanah tradisi Sasak yang sarat dengan nilai etika, harmoni sosial, dan ajaran toleransi lintas iman. Lontar ini memiliki pengaruhnya sampai ke masyarakat Bali dan saling mempengaruhi dalam kehidupan bermasyarakat.

Sehingga penelitian ini memiliki nilai penting tidak hanya secara akademis, tetapi juga secara sosial-kultural, karena turut memperkuat narasi moderasi beragama, toleransi, dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

“Jadi kehadiran bapak ibu dosen dari UHN Sugriwa dapat menunjukkan bahwa warisan budaya kita masih sangat relevan dengan wacana keagamaan kontemporer, terutama dalam membangun toleransi dan harmoni,” ujarnya.

Dengan begitu dirinya berharap agar penelitian ini dapat mendorong kerja sama lintas institusi yang berorientasi pada pelestarian budaya dalam pembangunan nilai-nilai kebangsaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *